Karya Shiti Maghfir
Sumber: Serambi Indonesia, Minggu, 4 September 2011
Aku turun bersama mentari pagi itu
jiwanya mengukir senyum
melukiskan merah putih yang diselimuti jemari
tak ada pongah dalam kesendiriannya
matanya binar menatap rakus
desahannya mengguncang semilir angin
menerjang ragaku yang terdiam, bisu
segala yang indah baginya disebut Nusantara
selalu saja persembahkan kemerdekaan pada titik peluhnya
hingga aku sadar, aku terjebak dalam perbudakan masa dulu
sesudah ia pekikkan Indonesia
Kutaradja, 21 Agustus 2011
Aku turun bersama mentari pagi itu
jiwanya mengukir senyum
melukiskan merah putih yang diselimuti jemari
tak ada pongah dalam kesendiriannya
matanya binar menatap rakus
desahannya mengguncang semilir angin
menerjang ragaku yang terdiam, bisu
segala yang indah baginya disebut Nusantara
selalu saja persembahkan kemerdekaan pada titik peluhnya
hingga aku sadar, aku terjebak dalam perbudakan masa dulu
sesudah ia pekikkan Indonesia
Kutaradja, 21 Agustus 2011
0 komentar:
Posting Komentar