Rabu, 25 April 2012

Milad KMJ yang Pertama


Foto-foto peringatan milad (ulang tahun) pertama Komunitas Menulis Jeuneurob (KMJ) di Jambo Kupi Apa Kaoy, Sabtu 21 April 2012.

Dalam perayaan milad ini diisi dengan serangkaian kegiatan, seperti pembacaan puisi, pembacaan cerpen, pembacaan syair aceh, pemotongan tumpeng, dan juga diskusi ringan seputar dunia tulis menulis dengan Arif Ramdan Redaktur Harian Serambi Indonesia dan Iskandar Norman redaktur Harian Pikiran merdeka.


Pemotongan tumpeng pada milad pertama Komunitas Menulis Jeuneurob (KMJ), Sabtu 21 April 2012 di Jambo Kupi Apa Kaoy, dilakukan oleh Arif Ramdan Redaktur Serambi Indonesia dan didampingi ketua KMJ Sammy Khalifa (kiri) serta ketua panitia Fakhrizan Joely (kanan).
Penyerahan potongan tumpeng pertama kepada ketua KMJ.

Diskusi seputar dunia tulis menulis bersama Iskandar Norman Redaktur Harian Pikiran Merdeka (kiri) dan Arif Ramdan Redaktur Harian Serambi Indonesia (tengah) di pandu oleh Cut Attahirah anggota KMJ (kanan).

Penyerahan bungong jaroe dari KMJ kepada Arif Ramdan yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan milad pertama KJM  oleh Makmur Dimila Wakil Ketua KMJ  .

Penyerahan bungong jaroe dari KMJ kepada Iskandar Norman oleh Sammy Khalifa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan milad pertama KJM.

Foto bersama anggota KMJ dengan Redaktur Harian Serambi Indonesia dan Harian Pikiran Merdeka pada peringatan milad pertama KJM.

Rapat evaluasi panitia pelaksana milad KMJ yang pertama.

Read more…

Minggu, 22 April 2012

Puisi-puisi Cahya Maulizati Burhan

Sumber: Pikiran Merdeka (Minggu, 22 April 2012)

GEMA BEDIL

Mengapa setelah bencana ada ketegangan
Ah, suara-suara bedil bergema
Menyeruak, membahana kemana-mana
Apakah masa penuh tumpah darah akan kembali mencengkram puak kita?
 Tuhan, seru selaksa hamba ucap titahMu

DIAM

Kembali sesal
Tak pantas diungkap
Begitu pekat
Merasa ke dalam asa
Hujamkan denyut jantung
Goresi luka lama
Tak sanggup menepis sesal
Ah, biar aku yang diam


KERANA  HUJAN

Hujan
Pertanda titah Tuhan datang

Hujan
Pada lukisan langit redup aku mula sebuah kisah

Hujan
Aku melihat para bocah berlarian
Berkejaran dilingkar jalan basah

Hujan
Ajari aku menyulam kata-kata
Kerana banyak kisah yang  mati terpenggal
Bersarang di fikiran dasar

Selaksa Kata Untuk Mereka
(Hadiah perpisahan di SMAN 11 Banda Aceh)

Kala waktu melangkah capai masa
Tak ada sebongkah kata indah
Melainkan selaksa kenangan kita

Kala waktu melangkah capai masa
Gurau melebur pada canda
Sirnai jenuh yang tiap detik hampiri diri
Sayang, kita merasa satu

Kala waktu melangkah capai masa
Hati kita kian terbuhul kuat
Sampai akhir titian waktu
Semoga tak sekejap mata

RINDU TUHAN

Merindu Tuhan
Lafalkan ayatMu nan suci
Pahami maksud dari tiap lekuk arti
Lalu berserah diri di jalan yang Kau kehendaki
Rabb, rindu ini telah diwatas buncah
Mohon  izinkan hamba cium wewangian surgaMu


DENDAM

Seakan dunia bergolak
Saat aku diam penuh dendam
Sengaja kusumbat lubang amarah
Agar kemudian tak celaka
Akh, peradaban diri dimulai
Membuka mata ; bangun dari mimpi

Read more…