Senja semakin kelam ditelan risau wajahnya
aku pun terhanyut dalam peluhnya, perih
tak ada langkah yang ku sesali
ku biarkan waktu berjalan memakan kesedihan
hanya ada tangis yang membalut malam
tersentuh jari yang bermusim di tengah badai, pilu
dan raga terhempas terbawa semilir angin
yang mencabik, tanpa pisau teraliri darah
Kutaradja, 24 Agustus 2011
0 komentar:
Posting Komentar