Minggu, 26 Januari 2014

Di Rimba Raya



Karya Eka Mauliddin Syah

malam di rimba raya
dendam hutan mengalir serupa air mata
tinggal arang bersama pekat
tanah terbakar, gelap

pagi di rimba raya
matahari di bayang redup menatap aku
pepohonan mati menerka hujan
mengharap hidup serupa dulu

11  Januari 2013

* Eka Mauliddin Syah, bergiat Komunitas Jeuneurob.

Read more…

Rabu, 15 Januari 2014

Puisi-Puisi Hamdani Chamsyah



MENEGUK CERITA NEGERI KOPI

Siapa  tidak mengenal  negeri ini?
Negeri seribuan gelas berjejer sepanjang jalan
Aroma negeri seribu  kopi

Tak ada cerita yang mesti kau dengar, wahai
Bibir kering tanpa pembasah
Bukan jibilah dan bukan  lagenda
Cerita akan terbuka kalanya
Sedu di kopi nikmat dinanti

Teguklah negeri  kami
Teguk cerita segelas kopi

Jambo Kupi Apa Kaoy, 27 Oktober 2012


SEPERTI AROMANYA

Aduk aduk
Wanginya semakin wangi
Biji biji dari tanah alami telah tersaji
Tusuk di hidung

Teguk meneguk
Seperti aroma tercium
Juga rasa tercicip
Biji biji bukan biji lagi
Duhai, kopi

Rawa Sakti, 22 Oktober 2012


IZINKAN AKU MENEGUKMU

Izinkan aku meneguk pekatmu, wahai
Untuk sekian kalinya
Hujan guyur adalah dingin samar
Menegukmu adalah hangat nyata
Maka, izinkan aku menegukmu untuk sekian kalinya

Bandar Kupi, 30 Oktober 2012


BIARKAN KAMI MENEGUK PEKAT

Biarkan pekat terus mengikat negeri ini
Dari pada merah terus mengalir dari tubuh kami

Adalah tawa yang bernada dalam adukan gelas gelas
Bukan lagi tangis yang menghias
Pada setiap letupan darah alir

Biarkan kami terus meneguk pekat alam sendiri
Bukan hasil curian pada setiap nikmat yang kami cicipi
Dari pada terus meraung dalam luka berbilang tahun
Tanpa ujung dera setiap kampung

Biarkan kami menikmati pekat ini
Denting gelas dan canda tawa
Bukan kehilangan celaka
Bukan  ketakutan ke arah

Bandar Kupi, 30 Oktober 2012
Hamdani Chamsyah, bergiat di Komunitas Jeuneurob dan Tukang Gali Kubur.

Sumber: Antologi Puisi Secangkir Kopi


Read more…

Minggu, 05 Januari 2014

RANTING


Karya Ernayati Zaifah
sumber: Serambi Indonesia 

perihal yang ingin kutanyakan
inikah dua daun pada satu ranting
perihal yang ingin kaujawab
ketika dia menguning
lembut mencium embun pada rumput
perihal yang tak terjawab
daun gugur tak akan kembali
sunyi di ladang pergi
tempat tersisa kau dan sepi

Banda Aceh,Desember 2013
Ernayati Zaifah, mahasiswa Gemasastrin angkatan 2013 dan murid kelas puisi Komunitas Jeuneurob

Read more…

Kamis, 02 Januari 2014

Puisi-Puisi Ricky Syah R



Hujan Senja ini

Pada hujan senja yang kesembilan
Aku menatapnya lewat jendela
Kuperhatikan rintiknya rinci sekali
Selalu begitu. Kau pun tahu!

Kita telah lama dalam lakon hujan
Hingga kali kesembilan
Terakhir yang terbilang
Aku merasakan rinainya
Seperti dulu

Kali ini, hujan tidak turun serupa kemarin
Senja telah berdusta
Kedoknya tampak sudah
Dan aku kecewa. Sebab kau pun sama!

Pada hujan senja yang kesembilan
Aku sendiri
Tak lagi ku rasa rinai yang serupa
Aku telah menutupnya
Tak kubiar kau masuk meski mengetuk
Karna hujan senja telah usai

September 2012


Tak Bertuan

Serupa jalan tak berujung
Buntu
Serupa ujung tak berpangkal
Samar
Serupa buku tak bersampul
Telanjang
Serupa api tak berbara
Nihil
Serupa semua
Tak berarah!

Banda Aceh, 26/05/2013

Sabda Hati

Bertasbih dalam heningnya malam
Menghempas sepi di kesunyian

Terlontar kata-kata cinta 
Dalam untaian sabda

Rindu,
Cemburu,
Tak lagi bertamu

Kabut pilu mendekapku
Bagai sembilu mengiris kalbu

Indahnya senyuman
Tak lagi terukir dalam nyanyian
Menjadi sabda hati
Yang penuh dengan benci

"Aku, berteman sepi"

September 2012

Ricky Syah R adalah nama pena Ricky Syahrani
Saat ini tercatat sebagai mahasiswa Gemasastrin FKIP Unsyiah 2010

Read more…