Minggu, 03 November 2013

PERMINTAAN PERTEMANAN


Karya: Ichsan Mantovani


Bunyi “tlik” dari Facebook memecahkan konsentrasiku pada sebuah lagu sendu yang sedang kudengarkan. Rasanya seperti sedang duduk berpacaran, lalu di panggili oleh orang tua si pacar. Begitulah kira-kira. Lantas apa yang di lakukan banyak orang ketika sesuatu mengganggu keasyikannya? Mencaci maki, itulah yang aku lakukan saat itu. Cacian yang tak lain adalah menyebut isi dalam rok ibu.

Sekeliling dari tempat kududuk yang mendengarkan ucapan itu menatap segera. Ada yang marah, gelisah, gembira, dan ada juga yang menyuruh mengulang lagi ucapan itu. Aku tertawa ringan.

Aku buka wall Facebook, ada sebuah permintaan pertemanan. Kalau cewek cantik pasti segera kukonfirmasi. Tapi kalau cewek jelek, aku abaikan saja. Setelah aku teliti, ternyata cantik. Tetapi fotonya hanya satu, tapi tak apa, benakku. Aku konfirmasi saja. Oleh karena aku orang alay, jadi segala sesuatu yang terjadi aku tuliskan di status facebook. Isinya begini:

Dpat p’mintaan p’temanan dr CEWEK CANTIK...... yuhuuuuuu!!!!!!!!!

5 detik pertama, Harimau Pagi menyukai, hingga menit pertama 15 sukai menyelinap di bagian suka. Senang bukan main. Tetapi kesenangan itu hanya sesaat setelah melihat akun Facebook seorang dosen mengomentari.

“Presentasi besok udah bisa kuasai bahan, kan?”

Denyut jantung berdetak bukan main, kepala mulai menjalar ke seribu jalan untuk membalas komentar tersebut. Dalam hatiku, besok pasti akan diceramahi habis-habisan. Sebab jangankan kuasai bahan, tahu bahannya saja tidak. Tak mungkin jika aku bahas tentang permintaan pertemanan. Jalan terakhir, aku hapus saja status itu. Masalah selesai. Lega menghinggap lagi.

Sepuluh menit berlalu begitu saja, hanya pada putaran beranda dan profil. Sesekali kulihat pemberitahuan Twitter. Lumayan, sudah 78 followers. Daripada kawanku, sudah dua tahun bikin akun, followers-nya baru 40.

Kebetulan malam sudah larut dan keramaian mulai susut. Aku pindah ke meja sudut. Di sana aku duduk dengan santai, dengan menghisap nikmat sebatang cerutu. Mata mulai menjalar, melihat sisi kiri-kanan, depan-belakang. Aman ternyata. Hal yang sering kulakukan sebagai seorang anak alay saat berada di depan komputer, yang di fasilitasi wifi dan dibantu oleh suasana yaitu membuka situs porno.

Badan mulai panas dingin apabila membuka situs itu, mata sering melirik sekeliling. Bosan dengan lokal, luar juga banyak. Sedang enak menonton, diganggu lagi oleh bunyi “tlik”. Kuusap muka, kutarik rambut ke belakang, lalu kuhela nafas, sepanjang-panjangnya. Padahal filmnya sudah hampir di klimaks.

Hal yang sama, permintaan pertemanan lagi. Cantik, aku konfirmasi lagi. Mikir seribu kali, untuk yang satu ini. Buat status apa tidak. Melihat dinding obrolan sang dosen masih aktif, biarkan saja terlewati tanpa status. Sesaat kemudian, keluar di pemberitahuan. Yang meminta pertemanan tersebut mengirim ke dinding facebook-ku dengan ucapan,

tq abg kece konfirnya, salam kenal ea J

Hatiku senang lagi. Aku tutupi jendela lain, biar notebook tidak berjalan lambat. Situs porno tinggalkan, demi perkenalan baru. Aku tertawa riang. Jemari mulai centil untuk mengetik papan tombol notebook.

sama2 adx manis, salam kenal juga

Balasan awal singkat saja, biar tidak terlihat berharap.
Sembari menunggu, dengar lagu jatuh cinta, biar dapat inspirasi untuk menggombal.

ah abg kece ni, manis darimananya? Bertemu saja tidak

Kubalas lagi

itu dia masalahnya, bertemu saja belum. Adx sudah menuaikan aroma manis di pikran abg, apalagi sudah bertemu. Sekujur tubuh adxx pasti dipenuhi semut. Kwkwkwkwkwkwk :D

Dibalasnya

ah abg ni, bisa aja deh.

Membaca komentar terakhir begitu, masalah mulai menghantui. Karena jika aku membalas lagi dengan bertanya, takut diduga berharap. Padahal memang iya. Ku balas saja lagi, biar percakapan tidak putus sampai disitu.

oia nama adx siapa?

Lanjutku pada komentar dinding itu.
Balasannya secepat kilat, seperti memang ingin berkenalan lebih lanjut. Kesempatan ini, pikirku.

abg ini gimana lu, buta atau bagaimana? Kan bisa liat sendiri di facebook.

Itu kesempatan bagus untuk mengeluarkan jitu menggombal, responnya seperti magnet utara dengan selatan.

sebenarnya abg tidak buta dx, tapi malam adx telah membutakan hati abg untuk tidak melihat yang lain. Hahahahahah. Tapi nama adx kenapa aku yang selalu ada untukmu?

Nampaknya dia senang.

mulai deh gombalnya abg ni. Karena aku akan selalu ada untukmu bg. Hahahahahaha. Emang abg aja yang bisa ngegombal, adx juga bisa tau.

Aku pula yang senang.

kata orang, kalau kita sama pandai menggombal, kita jodoh donk

Seperti tadi, dia membalas secepat kilat

emang abg mau berjodoh dengan adx?

Dengan penuh bahagia kubalas,

bisa menyesal tujuh keturunan kalau tidak mau berjodoh dengan adx.

Sampai juga aku pada titik kejenuhan, menunggu komentar  balasan, yang ditunggu-tunggu tak datang-datang. Setengah berputar pada beranda dan profil, tak ada pemberitahuan komentar juga. Buka profilnya, facebooknya masih aktif. Mau colek di statusnya, tapi tak ada status. Aku like saja fotonya yang hanya satu. Tak ada respon juga.

Kopi di meja sudah habis, cerutu tinggal sebatang lagi. Melihat layar tv, Arsenal menang melayan Liverpool. Panggilan alam membuat aku meranjak ke kamar mandi. Hal yang paling enak untuk merenung bahagia adalah di kamar mandi, apabila sedang di hadapkan kasmaran di warung kopi. Hingga wangi tak sedap tak terasa pun.

Lima belas menit berada di kamar mandi, 15 detik dalam perjalan dari kamar mandi ke meja. Belum sempat aku sampai ke meja, terasa handphone bergetar di saku celana, ku lihat di layar tertulis sebuah pesan dari “my love”. Ditulisnya...

Keren ya komentarnya, salut aku sama kamu. Benar kata kawan-kawan aku, kamu itu memang bangsat. Fuck.

Kugaruk kepala sejadi-jadinya. Perutku mulas lagi, aku harus kembali lagi ke kamar mandi.


Banda Aceh, 14 September 2013
Ichsan Mantovani, pegiat di Teater Gemasastrin dan lelaki yang terus mencari cinta.

0 komentar:

Posting Komentar