Karya: Rizkha
Dara Fonna
Plak! Aku terjatuh dari tempat tidurku, aku ingat
bahwa saat itu aku sedang bermimpi sesuatu yang tidak bisa kurangkai dengan
baik. Aku melihat jam, sudah menunjukkan pukul 07.30 WIB. Celaka, aku sudah
terlambat ke sekolah, tanpa berpikir panjang
langsung saja aku bangkit dari lantai dan langsung bergegas ke kamar
mandi. Ketika selesai mandi kupakai baju seragam dan urung sarapan pagi.
Setelah semuanya selesai kusempatkan diri mencium tangan orang tuaku dan
langsung bergegas ke sekolah.
***
Untung saja ketika sampai di depan sekolah pintu pagar
belum ditutup dan aku berlari menuju ruang kelas. Untung saja ketika sampai di
ruang kelas, belum ada guru yang masuk. Aku duduk di bangku biasa.
Sahabat-sahabatku menyapa dengan lembut dan ramah dan aku pun demikian.
Di sekolah aku mempunyai beberapa orang sahabat,
mereka bernama Rina, Reka, Geby, dan Yuni. Rasanya semenjak aku sekolah di sini
belum pernah aku mendapatkan sahabat sebaik mereka. Sahabat yang selalu ada di
setiap saat untukku. Hari-hariku di sekolah kuhabiskan dengan bercanda tawa
dengan sahabat-sahabatku. Kadang senang, sedih, marah, kecewa kami lalui
bersama-sama dengan penuh kesabaran dan pengertian. Aku sayang mereka.
***
Bel berbunyi pertanda masuk kelas, dan ketika itu
kebetulan pelajaran Matematika. Huff...pelajaran yang membosankan bagi setiap
orang di sini, tapi menyenangkan bagi aku dan sahabat-sahabatku. Seperti
biasanya sebelum diberi latihan, guru Matematika tersebut menjelaskan materi.
Setelah itu seperti biasanya kami mencatat dan selesai mencatat guru tersebut
memberi kami latihan. Dengan senang hati aku dan sahabat-sahabatku mengerjakan
latihan tersebut. Kami mengerjakan latihannya tidak sendiri, melainkan kerja
sama, karena menurut kami itu lebih mudah.
***
Waktu berjalan begitu cepat. Tanpa terasa pagi
berganti dengan malam yang indah. Malam yang dihiasi dengan beribu-ribu bintang
yang berkelap-kelip dan bulan memberi cahaya penerang ketika malam tiba.
Seperti biasanya ketika malam tiba aku mengaji di balai yang tidak terlalu jauh
dari rumahku. Pulang mengaji aku belajar pelajaran yang akan dipelajari besok.
Ketika selesai belajar kusempatkan diri menanyakan kabar sahabat-sahabatku di
sekolah. Ya, walaupun tadi di sekolah sudah jumpa tapi ketika malam kami selalu
menanyakan kabar antara satu dan yang lain. Baru setelahnya aku tidur.
***
Beruntung hari ini aku tidak terlambat lagi bangun
tidur. Ya, seperti biasanya setelah bangun tidur langsung mandi, terus
menggunakan pakaian seragam, sarapan mencium tangan ibu dan langsung ke
sekolah.
Bel berbunyi penanda pelajaran telah selesai. Seperti
biasanya ketika jam istirahat aku dan sahabat-sahabatku duduk di bangku depan
kelas. Ketika sedang asik-asik bercanda tiba-tiba Rina berkata,“sob, kita ini
kan sudah lama bersahabat, bagaimana kalau kita buat nama R3GY?”
“R3GY apaan tu?” tanyaku
“R3GY itu singkatan dari nama kita, Rina, Risna Reka, Gaby dan Yuni,” jawab Yuni
“aku setuju,” sahut Geby.
***
Bel berbunyi dua kali penanda jam istirahat. Aku, Reka
dan Yuni pergi ke kantin sedang Rina dan Geby tunggu di dalam kelas. Kebetulan
Rina dan Gaby sedang malas ke kantin dan mereka hanya menitipkan beberapa
cemilan.
Selesai membeli cemilan, aku Reka dan Yuni kembali ke
kelas. Ketika sampai di kelas tiba-tiba Geby menertawakan Reka. Reka penasaran
kenapa Geby menertawakan dia.
“Kenapa, Geb?” tanya Reka
“Aku menertawakanmu kerena aku lucu saja melihatmu
yang masih menyimpan perasaan kepada mantanmu itu. Padahal dia sudah
menyakitimu dan memutuskan kamu tanpa sebab dan akibat yang pasti” jawab Geby
“Dari mana kamu tahu itu semua, Geb?” tanya Reka
dengan penasaran
“Ya, aku tahu. Tadi tanpa sengaja aku melihat buku yang
ada di dalam tasmu. Penasaran, aku mengambil dan membacanya. Ternyata buku itu
buku harianmu,” jawab Geby
“Lancang kamu, Geb. Kenapa kamu mengambilnya tanpa
minta izin dariku?” Reka memasang wajah marah
“Ya, aku penasaran dengan buku itu, makanya aku
membacanya. Lagi pula itu kan kecerobohanmu taruh buku harian di sembarangan
tempat” jelas Geby
Plak! Tangan Reka melayang ke pipi Geby. Aku dan Yuni
terkejut melihat tangan Reka melayang bebas ke pipi Geby.
Keadaan berubah menjadi sunyi. Hanya tangisan Geby
yang terdengar setelah Reka menamparnya. Geby keluar kelas meninggalkan kami
semua. Aku mengikutinya dan coba menenanginya.
“Seumur hidup aku belum pernah ditampar, Ris. Mamaku
saja tak pernah menamparku,” Geby bercerita dengan sedih
“Aku keluar dari R3GY” lanjut Geby
“Apa? Pliss, jangan keluar dari persahabatan ini, Geb.
Persahabatan ini sudah lama kita bangun. Aku mohon jangan keluar ya, Geb?”
pintaku
“Tidak, Ris. Aku terlanjur sakit hati kepada Reka”
“Tapi, bukan begini jalan keluarnya, Geb”
“Ris, keputusanku sudah bulat.”
Aku hanya bisa diam dan tidak tahu harus berbuat apa
lagi.
***
Setelah kejadian itu, persahabatan R3GY hancur. Yang
tersisa hanyalah beling-beling kenangan yang menusuk. Bila mengenangnya, aku
merasa tersiksa. Persahabatan itu dulu sangat dibanggakan dan pecah hanya sebab
hal yang semestinya bisa diselesaikan dengan tenang.
Tak ada lagi keceriaan yang menyelimuti di setiap
kesedihan, semuanya telah hilang. Aku sangat menyesal dengan kejadian itu dan
keputusan Geby. Namun, kekesalan atas sikap mereka telah mengambil banyak dari
cinta dan kebanggaan itu. Aku tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak akan
melakukan usaha apa pun lagi demi bersatunya kami. Ini telah terlanjur terjadi.
Kini hari-hariku di sekolah kujalani tanpa
persahabatan R3GY. Hanya gara-gara seorang yang berbuat kesalahan semuanya jadi
hancur. Selamat tinggal R3GY. Kenangan ini pelan-pelan akan kulupakan dan
sebagiannya sudah.
Rizkha
Dara Fonna merupakan siswa kelas VIII SMP PKPU Aceh Besar dan anggota Teater SMP PKPU