Rabu, 15 Mei 2013

Puisi-Puisi Joko Pinurbo: Ibu Hujan




Ibu hujan dan anak-anak hujan
berkeliaran mencari ayah hujan
di perkampungan puisi hujan.

Anak-anak hujan berlarian
meninggalkan ibu hujan
menggigil sendirian di bawah pohon hujan.

Anak-anak hujan bersorak girang
menemukan ayah hujan
di semak-semak hujan.
Ayah hujan mengaduh kesakitan
tertimpa tiga kilogram hujan.

Ayah hujan dan anak-anak hujan
beramai-ramai menemui ibu hujan,
tapi ibu hujan sudah tak ada
di bawah pohon hujan.

“Kita tak akan menemukan ibu hujan di sini.
Ibu hujan sudah berada di luar hujan.”

(2011/2012)


Ia memelihara bulan di matanya.
Derita yang cantik
terbenam di balik binarnya.

(2012)

Biarkan hujan yang haus itu
melahap airmata
yang mendidih
di cangkirmu.

(2012)


Hujan tumbuh di kepalaku.
Hujan penyegar waktu.

Memancur kecil-kecil.
Mericik kecil-kecil.
Dihiasi petir kecil-kecil.

Hujan masa kecil.

(2012)

Tuhan yang merdu,
terimalah kicau burung
dalam kepalaku.

(2012)

Dikutip dari http://jokopinurbo.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar