Ibu hujan
dan anak-anak hujan
berkeliaran mencari ayah hujan
di perkampungan puisi hujan.
Anak-anak hujan berlarian
meninggalkan ibu hujan
menggigil sendirian di bawah pohon hujan.
Anak-anak hujan bersorak girang
menemukan ayah hujan
di semak-semak hujan.
Ayah hujan mengaduh kesakitan
tertimpa tiga kilogram hujan.
Ayah hujan dan anak-anak hujan
beramai-ramai menemui ibu hujan,
tapi ibu hujan sudah tak ada
di bawah pohon hujan.
“Kita tak akan menemukan ibu hujan di sini.
Ibu hujan sudah berada di luar hujan.”
(2011/2012)
berkeliaran mencari ayah hujan
di perkampungan puisi hujan.
Anak-anak hujan berlarian
meninggalkan ibu hujan
menggigil sendirian di bawah pohon hujan.
Anak-anak hujan bersorak girang
menemukan ayah hujan
di semak-semak hujan.
Ayah hujan mengaduh kesakitan
tertimpa tiga kilogram hujan.
Ayah hujan dan anak-anak hujan
beramai-ramai menemui ibu hujan,
tapi ibu hujan sudah tak ada
di bawah pohon hujan.
“Kita tak akan menemukan ibu hujan di sini.
Ibu hujan sudah berada di luar hujan.”
(2011/2012)
Ia
memelihara bulan di matanya.
Derita yang cantik
terbenam di balik binarnya.
(2012)
Derita yang cantik
terbenam di balik binarnya.
(2012)
Hujan
tumbuh di kepalaku.
Hujan penyegar waktu.
Memancur kecil-kecil.
Mericik kecil-kecil.
Dihiasi petir kecil-kecil.
Hujan masa kecil.
(2012)
Hujan penyegar waktu.
Memancur kecil-kecil.
Mericik kecil-kecil.
Dihiasi petir kecil-kecil.
Hujan masa kecil.
(2012)
Tuhan yang
merdu,
terimalah kicau burung
dalam kepalaku.
(2012)
terimalah kicau burung
dalam kepalaku.
(2012)
Dikutip dari http://jokopinurbo.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar