KERANDA
Sebuah
keranda yang tergeletak di pojok kiri musholla itu
Membuat
gemetarku, mencuat takutku, menyuling air mataku
Kebisingan
melelahkan di kota ini kelak menjadi sepi
Di
pikiranku keranda itu seperti memintaku berbaring
Di
dalamnya sebagai pertanda akhir
OMBAK
Apakah
salah ombak
Kini
tak menghempas karang itu lagi
Sebab
telah bosan terus mengulang
Kian
karang itu berharap akan dihampiri lagi
Dihempaskan
ombak-ombak
Diterjang
dari sepi
KARMINA
KUNANG-KUNANG
Beberapa
malam lalu kunang-kunang itu
Terbang
beramai-ramai bercahaya
Hampir
setiap malam
Tapi
entah mengapa tidak malam itu
Kunang-kunang
yang terbang bersamaan
Tak
kulihat lagi sekutu itu
Mungkin
mereka tersesat atau telah memiliki pilihan sendiri
Apakah
akan setiap malam hilang kerlipnya itu
SEJOLI
Sebab
angin dan pohon itu saling bersapa
Selama
mereka ada, selama saling membutuhkan
Suatu
saat akan ada hari tatkala pohon itu akan tumbang
Bukan
sebab badannya merapuh
Tapi
dikarenakan angin menerpanya terus-menerus
(Banda
Aceh, 2014)
*Yulia Rahmah, merupakan mahasiswi Gemasastrin angkatan 2013.
0 komentar:
Posting Komentar