Rabu, 30 April 2014

Puisi-Puisi Yulia Rahmah




KERANDA

Sebuah keranda yang tergeletak di pojok kiri musholla itu
Membuat gemetarku, mencuat takutku, menyuling air mataku
Kebisingan melelahkan di kota ini kelak menjadi sepi

Di pikiranku keranda itu seperti memintaku berbaring
Di dalamnya sebagai pertanda akhir




OMBAK

Apakah salah ombak
Kini tak menghempas karang itu lagi
Sebab telah bosan terus mengulang
Kian karang itu berharap akan dihampiri lagi
Dihempaskan ombak-ombak
Diterjang dari sepi




KARMINA KUNANG-KUNANG

Beberapa malam lalu kunang-kunang itu
Terbang beramai-ramai bercahaya

Hampir setiap malam
Tapi entah mengapa tidak malam itu

Kunang-kunang yang terbang bersamaan
Tak kulihat lagi sekutu itu

Mungkin mereka tersesat atau telah memiliki pilihan sendiri
Apakah akan setiap malam hilang kerlipnya itu




SEJOLI

Sebab angin dan pohon itu saling bersapa
Selama mereka ada, selama saling membutuhkan

Suatu saat akan ada hari tatkala pohon itu akan tumbang
Bukan sebab badannya merapuh
Tapi dikarenakan angin menerpanya terus-menerus

(Banda Aceh, 2014)


 *Yulia Rahmah, merupakan mahasiswi Gemasastrin angkatan 2013.

0 komentar:

Posting Komentar