Karya: Iful
Rozi
Mendung
masih saja menangkup suram di atap langit
Waktu
memandangku penuh nelangsa
Sendu:
bagaimana kubisa menerka?
Takluk
hati pada sekuntum mawar
Dan
hancur dihempas badai luka
Aku menunggu
di setiap nafas yang kuhela
Singgasana
berhias dan selalu menanti ratunya
Terlalu
renta
Biar
kumelamun dan terus mengenang
Raja agung
tak sempat lagi bertanya
Kepada
sekuntum mawar indah
Biarlah
taman tersisa tanpa bunga
Hujan
kali ini pertanda bahwa ia telah lanang
Tumbuh
di taman haram
Sepatutnya
waktu berjalan lama kusadar
Banda
Aceh, 21 Oktober 2012
Iful Rozi, seorang penyanyi aceh yang tertunda
0 komentar:
Posting Komentar