Tuan Saya
Tidak bosankah tuan
mengirimkan saya warna-warna angkasa?
Sedang tuan sendiri tahu, saya pemuja hujan
gemar melekap kelabu
di cumbu bau tanah masa
lalu
Samasekali saya tidak
tertarik
menemani tuan semalaman
mengelilingi kota
Walau tuan selalu benar
bahwa saya terlampau mengagumi malam
Menaksir pecahan inersia
Lalu rebah dalam dekap
kelam alam
Tak mesti tuan nyalar
bercerita sabda mimpi
kita belum tentu ada
disana.
Tuan terlalu senang
mengira-ngira
sedang aku, asik dengan
mimpi semalam
seorang penari setia merayu
penari merias lara
bermalam-malam
Tuan bahkan tak sudi
singgah
Awal-awal sekali tuan
mengetuk jendela kamar saya
Tanpa percaya saya selalu
lebih dulu terjaga
penari mencipta mimpi nan
buruk
Tuan hanya datang membawa
apel berkeranjang
dan meletakkannya di meja
tulis
Ketika saya makan, ternyata
mulut saya yang busuk
Sisa Hujan
Entah sejak kapan, tawamu
menyelinap dalam sela gerimis malam celaka
Dadaku basah, bau tanah
bercampur desah nafasmu
Angin menodongku dengan
pisau setajam matamu
Bagian kiri tubuhku amis, merahnya
dimana-mana
Merahnya seperti bibirmu
yang kesumba
Aku harus bagaimana?
Atau kau yang harus kemana?
2014
Taksa
Hanya ingin ada walau
benar-benar tidak dilihat.
Sebegitu murka kah mata
yang anggun itu?
Hingga tidak
diperbolehkannya ketakutan mengetuk
dan mengertilah ia lebih
lagi bahwa pintu itu tidak akan pernah rela dibuka lagi.
Lalu guna apa sapa biru musim
itu?
Ritus angin yang tak
sanggup kuraba?
Atau hanya sekedar siang
yang menghibur kelam malam?
Aku telah jadi debu
dimusimmu
November lindap
lekap yang lalu tak juga
lenyap
Aku kalap
2014
Tabu
Selain sebagai sesuatu yang
telah lama dilupakan
Untukmu, aku seperti
dilahirkan sebagai pengingat yang terlampau baik.
Yang tetap begitu sayang
meski telah di buang.
Begitu mencinta hingga
harus sebegini terluka.
Ketika nanti aku telah begitu lelah mengingat
datanglah di suatu petang
yang mengambang.
Setidaknya sekali saja,
katakanlah sesuatu yang sering kamu ucapkan dulu
Sesuatu yang tak harusnya
kekal dalam ingatan.
2014
Tiara Rizkina, mahasiswa Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia dan anggota kelas menulis puisi di
Komunitas Jeuneurob Banda Aceh.
0 komentar:
Posting Komentar