Karya Agfa Aurikha
“yeaaa hurra...”
aku lulus woyy lulus...! Terdengar teriakan dua orang siswa yang kegirangan
karna kelulusannya dan memberitahukan seluruh dunia bahwa mereka lulus, lulus
UJIAN NASIONAL.
Tampak di
suatu sudut sekolah seorang laki-laki ber kacamata memandang lurus ke selembar
kertas yang tertempel di salah satu mading di sekolah. Perlahan dia mulai
mencari, mencari beberapa angka yang akan menentukan masa depannya.
”eh Dit gimana
ketemu ga? aku lulus loh!” tanya Rico teman sekelas Adit sekaligus sahabatnya.
”belum nih
mana ya? kamu bantuin aku nyari dong?”
"iya
iyaa, bosss Raditya Ananda!" Jawab Rico dengan menyebut nama panjang Adit.
Dengan
jumlah siswa yang cukup ramai memang susah bagi mereka mencari angka-angka itu.
Tiba-tiba
“Ricoo, ini
nomer aku kan. Iya, kan? 17-016-001-8 Adit mengabarkan dengan nada senang.
“ALHAMDULILLAH!"
Teriak Adit bersyukur kepada Allah dengan sujud nya.
“Alhamdulillah
Dit. Alhamdulillah” kata Rico turut bersyukur.
Dengan hati
yang riang gembira mereka berdua melangkah ke rumah sambil menyerukan kelulusan
mereka. “yeaaa hurra...! aku lulus woyy, lulus!
******
Siang itu
udara terasa sangat panas, saking panasnya banyak tukang es yang mendapat
keuntungan ganda di siang itu. Termasuk ayah Adit. Ya, ayah Adit hanya bekerja
sebagai tukang es keliling yang berjualan di pinggiran jalan raya yang penuh
dengan debu dan polusi. Setiap pagi, Adit membantu ayahnya membuat es mulai
dari es kelapa, es jeruk, es cincau dan esbeye ehh salah, eheheeh. ibu Adit
yang hanya seorang ibu rumah tangga biasa sibuk menyiapkan sarapan, keperluan
adit sekolah dan pekerjaan ayahnya. Tapi itu dulu saat Adit masih mengenyam
bangku sekolahan. Kini Adit sudah semakin dewasa dan sangat ingin melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi di daerahnya. Karena Adit bukan siswa biasa. Ia
adalah juara umum di sekolahnya.
Cita-citanya
dari dulu ingin menjadi seorang dokter hebat saat bekerja nanti. Mengabdi pada
masyarakat, bangsa dan negara. Namun sempat terbesit beberapa pertanyaan di
dalam hatinya.
“Apakah bisa
Aditya Ananda yang hanya seorang anak tukang es menjadi seorang dokter?
Bukankah untuk kuliah di kedokteran itu butuh biaya ratusan juta? Apakah orang
tuaku akan mampu?”
Itulah,
beberapa pertanyaan yang sering muncul saat sedang sendiri di sudut kamarnya.
Setiap selesai sholat dan menjelang tidur ia selalu berdo’a kepada sang khalik
mengadu nasib dan keluh kesahnya.
“Dit, makan malam dulu nak!" panggil sang
ibu dengan nada lembut memecah lamunan Adit yang sempat membuat hatinya resah.
“iya buk sebentar lagi adit keluar!"
sahutnya.
*****
“Dit, aku
diterima di Fakultas Teknik” dari jauh Rico menyapa Adit dengan senyumnya yang
membahana baday dan langsung berlari ke arah Adit yang sedang menemani ayahnya
berjualan siang itu.
“Dit,
Alhamdulillah aku diterima di Fakultas Teknik Unsyiah loh!” tegas Rico sekali
lagi.
“serius
kamu,Co?”
“ iya Dit,
aku serius!" jawab Rico.
“wah,
selamat ya,Co. Salut deh aku sama kamu” puji Adit.
”kamu
sendiri gimna Dit? kuliah dimna??”
“aku belum
tau Co ,ahh ntah lahh hufhhhh !” Adit menarik nafas panjang. Ayah Adit yang
mendengar perbincangan mereka merasa sedih dan bersalah terhadap Adit.
“Aditt, kalo
kamu memang mau melanjutkan sekolahmu, lanjutkanlah nak. Masalah biaya biar
bapak yang usahakan. Bapak juga bisa meminta bantuan dari bibimu di kampung’’
Tegas ayah Adit.
Adit yang
mendengar perkataan ayahnya terharu dan langsung memeluk ayahnya, dan mereka
berdua hanyut dalam pelukan. Rico yang melihatnya pun turut terharu. Sampai di rumah,
Adit, ayah dan ibunya kembali membicarakan masalah kuliah Adit dan akhirnya
setelah beberapa menit berdiskusi Adit pun diizinkan untuk melanjutkan
sekolahnya.
Orang tua
mana yang tak ingin anaknya sukses? sukses melebihi orang tuanya, orang
tua rela berusaha mati-matian demi
menyekolahkan anak mereka setinggi-tingginya bahkan di kedokteran sekalipun.
*****
Pagi yang
indah sekaligus super deg degan untuk Adit hari ini , Dia akan mengikuti ujian
masuk ke perguruan tinggi negri yang terkenal di daerahnya di Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh. Lebih kurang sekitar 12000-an siswa yang mengikuti ujian
tersebut. Tak henti Adit berdo’a dan terus berdo’a di dalam hatinya. Bel
panjang pun berbunyi pertanda ujian akan segera dimulai. Satu persatu siswa
mulai memasuki ruang tes masing-masing termasuk Adit, semua siswa terlihat
sangat serius membaca soal saat itu.Di lain tempat Rico menunggu Adit di salah
satu pojok kampus sambil meneguk soft drink yang dibelinya beberapa menit yang
lalu. Tepat disamping Rico dua orang gadis sedang membicarakan sesuatu.
“eh tahu ga
Dev, sekarang semua siswa dari keluarga kurang mampu atau miskin bisa kuliah
gratis gitu, semacam beasiswa miskin
gitu. Iya Dev gitu! kata seorang gadis memulai pembicaraan.
“ah kamu
banyak bingit pake gitu nya. heheheh emang beneran Na? wah pasti amazing bingit
tuh?" jawab Devi dengan kata alay nya .
Dua gadis
ini memang sangat alayers nampaknya.
“iya benerlah
Na, masak aku boongin kamyu sih? kan ga mungkin gityu? nih liat data yang aku
download dari mas google” sambil mengedip-ngedipkan mata dan mengeluarkan
selembar kertas ia mengiyakan pekataanya. Rico yang mendengar pembicaraan
mereka langsung memotong pembicaraan gadis alayers ini.
”hay cewek!"
sapanya dengan tampang yang cetar dan membahana sehingga mudah saja baginya
membuat dua gadis ini terpesona.
“hay juga!"
dua gadis ini membalas sapan Rico.
“dev, liat
dev, ganteng bingit ni orang."
’’iyaa tauu
tau cakep gityu na!" mereka saling berbisik satu sama lain.
“maaf boleh
ga aku minta kertas itu?" pinta Rico.
”hah? Boleh,
boleh apasi yang ga bole buat kamyu." kata salah seorang dari mereka
dengan terus memandang wajah Rico.
”thanks yaa!
gue Rico, seneng deh ketemu sama kalian berdua yang super cantik ini" rayu
Rico.
“iya, iya!”
sahut mereka barengan.
“aku juga
seneng bingittt ketemu sama cowo ganteng kaya kamu” kata salah satu cewe alayer
tadi.
Rico pun
berlalu pergi hilang di hadapan kedua gadis alayers ini. Mulai hari itu dan
seterusnya mereka terus saja membicarakan si "Rico Saputra” heeheheh.
Dipersimpangan jalan Adit berdiri menunggu Rico.
“ Dit, Aditt!"
teriak Rico di seberang jalan. Adit langsung menemui rico dengan tergesa gesa
karna takut terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu.
”kenapa sih
kamu Co, udah kaya kesambet spongebob aja?”
“ah kamu,
kok nyamain aku sama spongebob sih?”
”abis kamu
teriak teriak gitu sihh"
“ heheheh
sorry deh ,nih coba liat aku bawa apaan?" tanya Rico sambil mengeluarkan
kertas yg ia dapat dari dua gadis tadi.
“ya ampun
Co, anak Tk juga tau kali kalo itu namanya kertass"
“heuh, ini
lebih dari sekedar kertas tau!
“emang
kenapa sih?" tanya Adit .
”nih baca
aja kalo mau tau"
“oke, oke
deh!" Adit pun mulai membaca satu per satu kata di kertas tersebut.
”hah, ini
serius Co? ini ga cuma janji-janji pemerintah doangkan?" adit bertanya
sambil menggoncang-goncangkan tubuh cowok ganteng itu.
“woy, pelan-pelan, woy!”
“iya Dit,
itu beneran. Jadi kamu ga usah galau lagi lanjutkan impianmu dit, Lanjutkan!"
Adit
langsung memeluk Rico.
“ciye-ciye, mesra amet” kata seorang ibu-ibu
yang lewat di samping mereka, mereka pun langsung melepas pelukan itu secepat
kilat.
“ih kamu,
apa-apan sih ?" kata Rico risih.
”hahaha
sorry dah, abis kamu ganteng banget sih, cin!" canda Adit. Merekapun larut dalam kebahagiaan.
Sampai di rumah
Adit cepat-cepat memberitahukan kepada kedua orang tuanya tentang beasiswa
tersebut dan cara mendapatkannya.orang tuanya pun terlihat sangat gembira dan
mengucap syukur bersama.
*******
Hari demi
hari berlalu,tibalah saat nya untuk adit melihat pengunguman hasil tes ujian
tulis yang ia lakukan bulan lalu.
”buk, pak, do’ain
Adit lulus ya?" pintanya kepada orang tua.
”iya nak,
tidak diminta pun pasti kami selalu mendo’akanmu” jawab ibu Adit. Ayah Adit pun tersenyum mendengar jawaban ibu
Adit.
"Adit
buruan!" Rico yang sudah sedari tadi menunggu Adit mulai bosan di luar
sendirian.
“iya mas
ganteng” jawab Adit dari dalam rumahnya.
”eh, ntar
warnetnya tutup loh!”
“oh iya-ya,
mesti buru-buru tuh” kata Adit.
Mereka
berdua pergi ke warnet dengan menggunakan motor Rico yang super berkilau.
Karena Rico memang berasal dari keluarga yang kaya raya, namun walaupun begitu
ia tetap senang berteman dengan Adit, Mereka berdua sudah bersahabat sejak
kelas satu SMA sampai sekarang ini.
”eh, aku
deg-degan banget nih! giman kalo aku ga lulus?”
“ah, kamu
kok ngomong gitu sih? kamu itu pinter kan? pasti lulus! percaya deh sama Rico
saputra!”
“Aamiiin”
sahut Adit.
” ehh uda
keluar tuh “
“SELAMAT
ADITYA ANANDA ANDA LULUS DI PENDIDIKAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA’’
“ALLAHUAKBAR.”
teriak Adit.
“Alhamdulillah
Ya ALLAH ,” Adit bersujud syukur, Rico pun tersenyum bahagia melihat kelulusan
sahabatnya. dan ternyata Adit juga lulus seleksi beasiswa BIDIKMISI” program
pemerintah yang telah mewujudkan cita-citanya.
*******
Saat pulang
ke rumah Adit pun buru-buru menemui orang tuanya.
”Assalamualaikum.
Pak, Bu!" Adit mengucap salam dan langsung memeluk kedua orang tuanya.
“Alhamdulillah
pak, buk, Adit lulus di kedokteran Unsyiah dan Bidikmisi!”
“ALLAHUAKBAR,
Alhamdulillah terima kasih ya Allah telah kau berikan nikmat yang sunggu luar
biasa ini untuk keluarga kami” ucap ayah Adit.
Mereka pun
bersujud syukur tak henti hentinya kepada Allah. Hari itu adalah hari terindah
untuk Adit,hari dimana ia bisa mewujudkan cita-cita nya. Bisa membahagiakan
kedua orang tua nya. Hari dimna seakan dunia tersenyum bahagia melihat
kelulusannya.karena seberapa miskin pun kita saat ini seberapa parahnya ekonomi
keluarga, jika kita masih mau berusaha dan bertawakkal kepada Allah semua bisa
terjadi apapun itu. Intinya jangan menyerah terus berusaha dan terus berdo’a.
Keep spirit and positive thingking.
* Agfa Aurikha, merupakan mahasiswi
Gemasastrin angkatan 2013.