Sabtu, 15 Maret 2014

Puisi-Puisi Munawir Shakir



Tregedi Kopiku Kopimu

Kopi selalu abadi dan menggoncang peradaban
Memberi hangat yang hebat
Inilah kopiku kopimu, kopi yang kureguk
Reguk sekali muncul seribu kali rasa, bukan begitu?
O, kopiku kopimu

Pertanda kopi ini pernah ada
O, kopiku kopimu
Ingin sekali lagi kureguk hingga tuntas
Izinkan
O, kopiku kopimu
Jambo Kupi Apa Kaoy, 28 Oktober 2012 

Balada Secangkir Kopi

Malam nan dingin jelma hangat
Ada cinta secangkir kopi
Tiap reguk menjadi penawar
Sang jawara sejagat
Tak ada tanding

Rasa nan bergelora sepanjang masa
Tak akan pernah pupus
Dan memberi nuansa indah
Sepanjang  dinikmati
Mari kita sama-sama mengangkat secangkir kopi
Untuk kita reguk, kawan
Jambo Kupi Apa Kaoy, 28 Oktober 2012

Reguk Pertama

Malam terlalu dingin
Jadikan kopi ini bak reguk pertama
Ada aroma nan sedap

Hitam adalah warnamu, warna yang kureguk saban hari
Inilah kopi
Kopi yang  kureguk memberi cinta dan kasih
Hangat dalam lembayung senja
Hingga menjadi filosofi
Bandar Kupi, 29 Oktober 2012

Sketsa Kopi

Manakala bergumul bersama para penikmat kopi setia. Tak alang kepala ria. Canda membahana di dataran meja sana. Satu persatu terus memesan. Euforia menggema. Cakrawala seakan-akan berseteru .
Bandar kupi, 29 Oktober 2012

Munawir Shakir, lahir di Ladang Neubok,  Abdya 22 September 1989. Pegiat di Komunitas Jeuneurob dan Teater Rumput. Ia juga sebagai salah satu penikmat kopi

*sumber: Antologi Puisi Secangkir Kopi

0 komentar:

Posting Komentar