Berikut adalah puisi Mella Yunanti* yang dimuat dalam harian lintasabas.com .
DALAM GEMERLAP MALAM
I/
Pernah kau mengira, itu aku
Yang kau pilih, yang diacak diantara hitam:putih
Berlepasan sahut malam
Kilat kematian
Yang tak kau kira
II/
Berita langit akan kematianku
Telah kau dengar sejak gelap menganga
Saat kau tak lagi bisa membaca kata
Yang mengeras dalam rahimku
III/
Dan kau tak lagi paham
Tentang apa yang tertanam
Dalam tubuh malam
IV/
Majulah, sayang
Lihat takdir kita
Yang terbaring asing di hadapan tuan jelaga
Banda Aceh, 3 Januari 2015
KEPADA PUAN
jauh aku telah terluka
sebelum kata dibiarkan terbuka
di bibir Zulaikha
telah ditinggalkan aku
dalam dekap debu
tanpa harus mengadu
aku tahu kau tawar racunnya
kau bagi bisanya
harus bagaimana?
genang matamu, sayang
menabur kutuk
mengeja zarah adamu
bersama namamu aku hidup
untuk kedua kalinya
dan mati sekian kali kudera
Punge Blang Cut, 31 Mei 2015
BARISAN KECIL TANAH RENCONG
I/
Di celah jari kaki mungil
Gabah mengecil
Mereka peluk sejumput tanah
Yang katanya milik kita
Erat. Jangkar akarnya, tak lelah mengangga
II/
Di hampar negeri tanah rencong
Kulihat gabah yang siap menggulung punggung
Bertanya padaku
”Apa kabar, tanahmu?”
Banda Aceh, 7 Januari 2015
*Mella Yunati adalah pegiat di Komunitas Jeuneurob.
DALAM GEMERLAP MALAM
I/
Pernah kau mengira, itu aku
Yang kau pilih, yang diacak diantara hitam:putih
Berlepasan sahut malam
Kilat kematian
Yang tak kau kira
II/
Berita langit akan kematianku
Telah kau dengar sejak gelap menganga
Saat kau tak lagi bisa membaca kata
Yang mengeras dalam rahimku
III/
Dan kau tak lagi paham
Tentang apa yang tertanam
Dalam tubuh malam
IV/
Majulah, sayang
Lihat takdir kita
Yang terbaring asing di hadapan tuan jelaga
Banda Aceh, 3 Januari 2015
KEPADA PUAN
jauh aku telah terluka
sebelum kata dibiarkan terbuka
di bibir Zulaikha
telah ditinggalkan aku
dalam dekap debu
tanpa harus mengadu
aku tahu kau tawar racunnya
kau bagi bisanya
harus bagaimana?
genang matamu, sayang
menabur kutuk
mengeja zarah adamu
bersama namamu aku hidup
untuk kedua kalinya
dan mati sekian kali kudera
Punge Blang Cut, 31 Mei 2015
BARISAN KECIL TANAH RENCONG
I/
Di celah jari kaki mungil
Gabah mengecil
Mereka peluk sejumput tanah
Yang katanya milik kita
Erat. Jangkar akarnya, tak lelah mengangga
II/
Di hampar negeri tanah rencong
Kulihat gabah yang siap menggulung punggung
Bertanya padaku
”Apa kabar, tanahmu?”
Banda Aceh, 7 Januari 2015
*Mella Yunati adalah pegiat di Komunitas Jeuneurob.