Minggu, 27 September 2015

Puisi-puisi Nazar Shah Alam- Dimuat di Suara NTB (26/9)



I’TIQAD RINDU

Daun jatuh rinduku tua
Rindu melenguh di pangku Bunda

Matari pinang masak tak pernah lupa mengabarkan perihal usia
Yang makin bertubuh khatam. Kamu memungut pisau di laci bangka

Dengan kuasa Musa kau belah lautan yang selalu mengabarkan
Kepulangan. Lalu kau persembahkan pada tamu di sebuah pesta malam Islanyan
Sembari menerka-nerka seberapa umurmu sakit dihimpit lahir dan kematian

Daun tua rindu melenguh
Di pangku Bunda rinduku jatuh

Kamu berdiri di sudut mati. Aku di sudut hidup
Kamu sembunyi dari pergi. Pergi yang takut. Takut yang akut
Dengan kuasa Nuh kau rakit perahu
Lari dari kematian menuju pangku Ibu

Alue Naga, 2015
*Islanyan: Senin


I’TIQAD KAMPUNG LUKA
Menjadi Asarlah kita 
sebentar lagi terang dibenamkan 
terbenam segala yang terlihat nyata 
Menjadi Maghriblah kita pada kemudiannya 
meramu kenyataan menjadi mimpi tanpa kama
Maka kemudian menjadi Isya
Menerima kelam yang tekun
Mengirimkan doa-doa
Menyaksikan luka-luka

Alue Naga, 2014


MYNA
Ernayati Zaifah

Kamu bukan rubah atau domba:
hanya sapi betina yang
selamat dari nubuat
Musa

Abdya, 2015


PETA

Bibir kekasihmu adalah jalan pulang yang sahih
susuran fasih menuju permukaan
pintu tasbih

Suara kekasihmu adalah lafaz ibadah tanpa pamrih
kesebentaran yang selalu membunuh
yang melulu letih merintih

Nanar kekasihmu adalah permulaan atas segala
penyerahan diri kepada yang awal dan
yang akhir yang hak dan yang kamil

Alue Naga, Februari 2015

*Nazar Shah Alam, pegiat taat di Komunitas Jeuneurob Banda Aceh.

0 komentar:

Posting Komentar