Daun jatuh rinduku tua
Rindu melenguh di pangku Bunda
Rindu melenguh di pangku Bunda
Matari pinang masak tak pernah lupa mengabarkan perihal usia
Yang makin bertubuh khatam. Kamu memungut pisau di laci bangka
Yang makin bertubuh khatam. Kamu memungut pisau di laci bangka
Dengan kuasa Musa kau belah lautan yang selalu mengabarkan
Kepulangan. Lalu kau persembahkan pada tamu di sebuah pesta malam Islanyan
Kepulangan. Lalu kau persembahkan pada tamu di sebuah pesta malam Islanyan
Sembari menerka-nerka seberapa umurmu sakit dihimpit lahir dan kematian
Daun tua rindu melenguh
Di pangku Bunda rinduku jatuh
Di pangku Bunda rinduku jatuh
Kamu berdiri di sudut mati. Aku di sudut hidup
Kamu sembunyi dari pergi. Pergi yang takut. Takut yang akut
Kamu sembunyi dari pergi. Pergi yang takut. Takut yang akut
Dengan kuasa Nuh kau rakit perahu
Lari dari kematian menuju pangku Ibu
Lari dari kematian menuju pangku Ibu
Alue Naga, 2015
*Islanyan: Senin
I’TIQAD KAMPUNG LUKA
Menjadi Asarlah kita
sebentar lagi terang dibenamkan
terbenam segala yang terlihat nyata
Menjadi Maghriblah kita pada kemudiannya
meramu kenyataan menjadi mimpi tanpa kama
Maka kemudian menjadi Isya
Maka kemudian menjadi Isya
Menerima kelam yang tekun
Mengirimkan doa-doa
Menyaksikan luka-luka
Alue Naga, 2014
MYNA
Ernayati Zaifah
Ernayati Zaifah
Kamu bukan rubah atau domba:
hanya sapi betina yang
selamat dari nubuat
Musa
hanya sapi betina yang
selamat dari nubuat
Musa
Abdya, 2015
PETA
Bibir kekasihmu adalah jalan pulang yang sahih
susuran fasih menuju permukaan
pintu tasbih
susuran fasih menuju permukaan
pintu tasbih
Suara kekasihmu adalah lafaz ibadah tanpa pamrih
kesebentaran yang selalu membunuh
yang melulu letih merintih
kesebentaran yang selalu membunuh
yang melulu letih merintih
Nanar kekasihmu adalah permulaan atas segala
penyerahan diri kepada yang awal dan
yang akhir yang hak dan yang kamil
penyerahan diri kepada yang awal dan
yang akhir yang hak dan yang kamil
Alue Naga, Februari 2015
*Nazar Shah Alam, pegiat taat di Komunitas Jeuneurob Banda Aceh.